REKTOR UHS MENGIKUTI ACARA KONFERENSI INTERNASIONAL AGAMA, PERDAMAIAN DAN PERADABAN YANG DI GELAR OLEH MUI
JAKARTA – Rektor Universitas Halim Sanusi mengikuti acara konferensi internasional agama, perdamaian dan peradaban yan di gelar oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang di adakan di Hotel Sultan, Jakarta (21-23 Mei 2023).
Kegiatan ini digelar sebagai bentuk kontribusi MUI untuk mengarusutamakan keberagamaan yang berkontribusi bagi perdamaian dan peradaban. Acara konferensi ini juga dihadiri kurang lebih 300 peserta dari dalam dan luar negeri termasuk dari pimpinan perguruan tinggi besar di Indonesia salah satunya Universitas Halim Sanusi Bandung.
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Marsudi Syuhud berbagi tentang kehidupan bangsa indonesia yang tetap hidup berdampingan dengan damai meskipun terdiri dari keberagaman suku, ras, dan agama.
Dalam konverensi tersebut ,para pemimpin, tokoh, dan ahli berbagai agama dari berbagai negara yang hadir dalam konferensi internasional ini bersepakat menyampaikan Deklarasi Jakarta 2023 sebagai berikut:
- Agama adalah sumber ajaran transformasional sebagai pedoman bagi penganutnya untuk hidup damai, harmoni, dan menjadi inspirasi dalam membangun peradaban. Karenamengajarkan nilai-nilai universal seperti hak dan kewajiban asasi manusia, toleransi, kesetaraan, dan persaudaraan kemanusiaan
- Perbedaan adalah keniscayaan. Pemerintah dan kekuatan civil society harus berupaya menjaga, menghormati, dan melindunginya, serta mendorong menjadi kekuatan bersama dalam membangun kemajuan peradaban. Untuk itu, kerukunan antarumat beragama harus terus dilakukan
- Diperlukan langkah konkret secara bersama memperkokoh aliansi global dalam ikut serta menyelesaikan berbagai konflik melalui dialog agar dapat menciptakan keamanan, perdamaian, dan dapat bersama-sama membangun peradaban.
Menurut Rektor Universitas Halim Sanusi Bandung Ir. Setiadi Yazid, M.Sc., Ph.D, Mengenai kerukunan antar umat beragama, pada dasarnya semua pembicara sepakat bahwa semua agama mengajarkan perdamaian. Namun kadang kadang hal ini kurang dipahami di tingkat masyarakat awam (grass root) sehingga konflik bisa saja terjadi. Untuk itu pendidikan agama yang benar dan lengkap bagi masyarakat luas perlu sekali didukung.
Berkaitan dengan peran agama dalam peradaban, diakui bahwa era digital ini memang membawa berbagai masalah. Kepercayaan kepada teknologi yang terlalu besar, membuat sisi spiritual masyarakat kurang berkembang. Hampir semua masalah dapat dicari jawabannya melalui internet, sehingga peran guru/pembimbing/mentor yang dapat menilai kesehatan jiwa seseorang secara sebenarnya semakin berkurang. Selain itu dampak dari teknologi yang dikendalikan oleh materialisme juga mulai terasa, seperti pemansan global.
Umat beragama memiliki potensi yang besar untuk berperan dalam memuliakan manusia dan menjaga keseimbangan alam semesta.
PUI dengan Intisabnya serta UHS yang membantu dibidang pendidikan berada dalam posisi yang tepat untuk berkontribusi dalam ketiga tema tersebut. Intisab yang disarikan dari ajaran Islam sehingga cukup singkat untuk diikrarkan setiap hari dapat menjadi pengingat yang menjaga orang dari pikiran maupun tindakan ekstrim. Sementara itu penerapan sikap garis tengah ini diberbagai bidang ilmu dapat dilaksanakan melalui lembaga lembaga pendidikan PUI seperti UHS. Pada saatnya nanti usaha usaha ini akan dapat berkontribusi bagi perdamaian dunia.
Langkah MUI yang menyelenggarakan konperensi internasional ini yang dihadiri oleh utusan dari berbagai agama dan berasal dari puluhan negara di dunia sangat patut di apresiasi.
Tim Liputan UHS TV